Langsung ke konten utama

Patah Hati Ternyata Berpengaruh Pada Jantung Lho

(Sumber: Google)

Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan oleh European Heart Journal, patah hati dapat memberikan dampak terhadap jantung mulai dari pelemahan hingga gagal jantung.

Hal itu berdasarkan pada penelitian asal Swiss yang mempelajari orang-orang dengan kondisi langka dan tidak biasa yang disebut sindrom patah hati.

Efek buruk pada jantung, sejatinya disebabkan oleh peristiwa emosional yang menyedihkan. Patah hati adalah salah satunya.

Sindrom patah hati atau dikenal juga dengan nama Sindrom Takotsubo merujuk pada bentuk jantung pada orang dengan kondisi ini, yang menyerupai panci Jepang dengan nama yang sama. Sindrom patah hati ini dapat disebabkan oleh syok.

Keadaan ini berbeda dengan serangan jantung yang disebabkan oleh pembuluh darah yang tersumbat. Tapi keduanya memiliki gejala yang sama, termasuk sesak napas dan nyeri dada. Keadaan tersebut bersifat sementara di mana otot jantung akan pulih dalam beberapa minggu, namun selama itu pula keadaan dapat berubah menjadi mematikan.

Kasus sindrom patah hati memengaruhi setidaknya 2.500 orang setiap tahunnya di Inggris.

(Sumber: Google)

Dokter Jelena Ghadri dan rekannya dari Rumah Sakit Universitas Zurich melakukan penelitian dengan melibatkan 15 pasien yang mengalami sindrom patah hati. Hasilnya, terlihat perbedaan signifikan antara mereka yang patah hati dengan yang tidak.

Pada otak pasien yang patah hati, terlihat penurunan aktivitas daerah otak yang terlibat dengan pengendalian emosi dan respons tubuh tidak sadar atau otomatis, seperti detak jantung.

"Emosi diproses di otak, sehingga bisa dibayangkan bahwa penyakit ini berasal dari otak dengan pengaruh top-down pada jantung," kata Ghandri, dilansir dari BBC.

Namun, para peneliti mengaku bahwa perlu adanya riset lebih lanjut tentang hal ini untuk mengetahui apakah penurunan komunikasi antara daerah otak menyebabkan sindrom patah hati atau sebaliknya.

Sementara itu di tempat lain, Joel Rose, Kepala Eksekutif Cardiomyopathy UK, mengatakan penelitian ini penting untuk mengetahui mengapa seseorang dapat menjadi lebih rentan daripada yang lainnya.

Prof Dana Dawson, dari Universitas Aberdeen juga memberikan pendapat.

"Temuan ini mendukung sesuatu yang telah lama kita duga, bahwa ada interaksi otak-hati dalam takotsubo," ujarnya.


Sumber: akurat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ahok Bakal Jadi Ketua Tim Ibukota Baru, Kominfo: Itu Hoaks

Adakah Hubungan Alis dengan Kepribadian Seseorang?

Pasca Kebakaran, Pelabuhan Muara Baru Seperti Kota Mati