(Sumber: detik.com) Kepala BMKG , Dwikorita Karnawati, mengatakan bahwa lembaganya bersama BPPT sedang mengembangkan sistem deteksi dini kejadian tsunami melalui teknologi terbaru yaitu sensor bawah laut. Dwikorita mengatakan, teknologi deteksi dini melalui sensor bawah laut ini dapat mengetahui kejadian tsunami yang disebabkan baik oleh gempa tektonik, longsoran bawah laut, maupun longosoran gunung berapi seperti yang terjadi pada Gunung Anak Krakatau. "Mulai 2018, BPPT bersama BMKG sedang menyiapkan sensor bawah laut. Saat ini yang sedang uji coba itu baru Amerika dan Jepang, negara lain belum ada, Indonesia akan melakukan juga upaya itu," kata Dwikorita. Pengembangan teknologi tersebut saat ini masih dalam tahap usulan. Paling tidak membutuhkan waktu 1 tahun untuk perancangan dan 1 tahun untuk uji coba. "Jadi paling tidak perlu dua tahun, Amerika sudah berapa tahun juga belum, jadi ini suatu tantangan," kata dia. Ia juga menjelaskan