Langsung ke konten utama

Tragis, Ini Fakta Bunuh Diri di Korea Selatan

Sulli, seleb Korea Selatan yang ditemukan tewas di tempat tinggalnya pada Senin (14/10) (Sumber: tstatic.net)

Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Korea Selatan adalah negara ke-10 dengan tingkat bunuh diri tertinggi di dunia. 

Di negara ginseng itu, bunuh diri adalah penyebab kematian tertinggi ke-4. Fenomena bunuh diri ini terjadi di berbagai lapisan masyarakat Korea Selatan dan dipicu oleh berbagai faktor.

Berikut adalah fakta-fakta mengenai fenomena bunuh diri di Korea Selatan.

1. Tingkat bunuh diri tertinggi di kalangan orang tua

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in bersama istri (Sumber: keepo.me)

Dikutip dari CNN, bunuh diri paling banyak terjadi di kalangan penduduk Korea Selatan yang berusia tua, diikuti oleh kalangan pelajar dan mahasiswa. Bunuh diri di kalangan orang tua umumnya terjadi karena kemiskinan dan sistem kesejahteraan di Korea Selatan yang belum dikelola dengan baik.

Selain itu, di masyarakat Asia, terdapat tradisi yang mengajarkan untuk berbakti pada orang tua dengan cara mengurus mereka. Namun tradisi tersebut tidak selaras dengan pasar tenaga kerja yang semakin kompetitif dan terspesialisasi di era modern, sehingga para orang tua tersebut mencari cara agar tidak menjadi beban bagi anak-anak mereka.

2. Tingkat bunuh diri pria lebih tinggi dari wanita

Jong-hyun SHinee yang meninggal bunuh diri (Sumber: Google)

Angka bunuh diri pria di Korea Selatan 2 kali lebih besar dibandingkan wanita. Namun angka percobaan bunuh diri wanita lebih tinggi dari pria.

Dibandingkan dengan negara-negara yang tergabung dalam Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) lainnya, tingkat bunuh diri wanita Korea Selatan adalah yang tertinggi dengan angka 15 per 100.000 kematian. Sementara tingkat bunuh diri pria adalah tertinggi ke-3 dengan angka 32,5 per 100.000 kematian. 

Wanita juga mengalami kenaikan tingkat bunuh diri yang lebih tinggi daripada pria antara tahun 1986 sampai 2005. Pria meningkat sebesar 244%, sementara wanita meningkat sebesar 282%.

3. Penggunaan bahan kimia jadi metode paling tren

(Sumber: tempo.co)

Hukum di Korea Selatan sangat membatasi peredaran dan penggunaan senjata api. Sehingga sangat jarang orang yang bunuh diri menggunakan metode tersebut.

Meracun adalah metode yang paling banyak digunakan untuk bunuh diri, terutama di kalangan wanita. Metode lainnya adalah gantung diri. Racun yang paling umum digunakan adalah karbon monoksida yang dihasilkan dari pembakaran yeontan (sejenis briket) dan pestisida.

Cara lainnya adalah dengan melompat dari jembatan. Dari sekian banyak, Jembatan Mapo adalah yang paling sering dijadikan lokasi bunuh diri. Karenanya, jembatan itu mendapat julukan Jembatan Bunuh Diri atau Jembatan Kematian.

4. Penyebab yang beragam

(Sumber: islampos.com)

Selain kemiskinan, ada banyak penyebab bunuh diri di Korea Selatan.

Sebuah studi di tahun 2005 mengungkap, tingkat liputan media tentang bunuh diri di kalangan selebritas berdampak pada tingkat kenaikan tingkat bunuh diri.

Penyebab lainnya adalah kehilangan orang tua atau keluarga. Hal ini umumnya terjadi pada mereka yang menjadi korban Perang Korea.

Faktor ekonomi juga menjadi penyebab bunuh diri. Penurunan ekonomi berimbas pada peningkatan pengangguran dan tingginya angka perceraian yang menyebabkan depresi klinis, yang merupakan faktor umum penyebab bunuh diri.

(Sumber: boombastis.com)

Di kalangan pelajar, tingkat kompetisi yang tinggi memicu stres yang kemudian menjadi penyebab bunuh diri.

Sebab lainnya adalah penyakit kejiwaan. Lebih dari 90% korban bunuh diri dapat didiagnosis dengan gangguan mental, tetapi hanya 15% dari mereka yang menerima perawatan yang tepat.

Lebih dari 2 juta orang menderita depresi setiap tahun di Korea Selatan, tetapi hanya 15.000 yang memilih untuk menerima perawatan rutin. Hal itu karena masalah kesehatan mental dipandang sebagai hal remeh serta adanya stigma negatif terhadap mereka yang mengidap penyakit kejiwaan.


Sumber: akurat.co

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ahok Bakal Jadi Ketua Tim Ibukota Baru, Kominfo: Itu Hoaks

Adakah Hubungan Alis dengan Kepribadian Seseorang?

Pasca Kebakaran, Pelabuhan Muara Baru Seperti Kota Mati