Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Prof Arif Satria,sempat memberi sambutan dalam Forum Silaturahmi Alumni (FSA) VI 2020 pada Sabtu (19/9) pagi meskipun ia terkonfirmasi positif Covid-19.
Ia mengaku telah memberi pesan untuk para alumnus IPB dalam acara yang diselenggaran secara virtual itu. Meski dinyatakan positif dari hasil swab test, selaku Rektor, ia memutuskan untuk tetap beraktivitas secara virtual. Pasalnya, Prof Arif merasa dalam kondisi fisik yang baik.
"Saya akan melaksanakan protokol kesehatan untuk isolasi mandiri sampai dengan dinyatakan sembuh," katanya.
Pesan Rektor IPB dalam FSA VI 2020 yakni alumnus IPB harus kompak, solid, saling membesarkan, dan jangan ada konflik yang tidak perlu di media sosial.
"Ingat pepatah Jawa 'kalah wirang menang orang kondang' yang artinya kalah malu dan menang tidak dapat apa-apa," katanya.
Prof Arif mengatakan bahwa alumnus IPB harus percaya diri dan bangga pada almamater. Ia mengatakan agar alumnus IPB harus bangga dengan apa yang telah dimiliki dan dicapai. Ciri inferior, yang seolah hanya ditakdirkan sebagai follower dan tertinggal, tidak ada keberanian; harus dihaapuskan.
Alumnus IPB, katanya, harus menjadi pelopor pembangunan Agro-Maritim 4.0. Pandemi Covid-19 baginya adalah momentum untuk menunjukkan pada dunia bahwa sektor agro-maritim adalah solusi. Sektor yang masih tumbuh positif, dan karenanya harus diwujudkan kemandirian pangan. Jaringan alumni IPB merupakan aset bangsa untuk menunjukkan hal tersebut, katanya.
Alumnus IPB harus menjadi sumber terbaik inovasi dan inspirasi. Dengan terus berinovasi, maka akan datang daya manfaat yang lebih besar lagi. Kuncinya adalah kreativitas, future mindset, kolaborasi, dan berani bermimpi. Mimpi besar akan menghasilkan inovasi besar.
Beliau juga berpesan untuk selalu menebar inspirasi. Jadikan pertemuan dan silaturahmi sebagai arisan inspirasi. Inspirasi akan membuat kita optimis dan percaya diri, katanya.
Terakhir, Alumnus IPB harus menjadi bagian dari masa depan. "Kata Abraham Lincoln, 'The best way to predict the future is to create it'," ujarnya
Menurut Prof Arif, menciptakan masa depan hari ini hanya bisa terjadi kalau kita punya inspirasi dan inovasi. Keduanya berasal dari sebuah mimpi. Mimpi tidaklah muncul saat kita tidur, tapi saat kita sadar. Untuk menjadi bagian dari masa depan kita harus fokus pada 'future practice' dan bukan semata 'best practice'. Fokus pada 'future practice' akan menjadikan kita leader dan penentu perubahan. Sebaliknya fokus pada best practice hanya menjadikan sebagai follower semata.
Mudah-mudahan para Alumnus IPB agar dapat menerapkan apa yang disampaikan Prof Arif, juga mendoakan bagi kesembuhan beliau.
Sumber: AyoBandung
Komentar
Posting Komentar