Rupiah makin melemah akhir-akhir ini, makin loyo. Bahkan minggu lalu sempat mencapai angka Rp 15.000. Depresiasi rupiah saat ini mencapai 10,2% berdasarkan data pasar spot Bloomberg. Semenjak Rabu, 5 September lalu, nilai tukar rupiah (disebut kurs) sebesar Rp 14.938 per 1 dollar AS.
Situasi ini membuat BI harus mengeluarkan upaya dalam mengembalikan stabilitas ekonomi di Indonesia. Kepala Kajian Makro LPEM UI, Febrio Kacaribu, menjelaskan jurus jitu BI dalam menjaga stabilitas kurs selama ini. Ada 3 cara.
Jurus pertama yaitu dengan melakukan intervensi, terutama di pasar forex. Febrio mengatakan, intervensi di pasar forex bertujuan agar pelemahan rupiah tidak terlalu tajam.
Jurus kedua, membiarkan pelemahan rupiah terjadi. Ini menjadi pilihan ketika dolar menguat terlalu tajam dan agar cadangan devisa yang keluar tidak terlalu banyak.
Dan jurus yang terakhir, adalah swap market yang menyangkut forex jangka pendek. Jurus ini digunakan ketika eksportir yang membutuhkan rupiah enggan menjual dolarnya di tengah pelemahan rupiah. Kemudian BI menawarkan penjualan dolar dalam jangka pendek.
3 jurus ini yang paling sering dilakukan oleh bank sentral. Hal ini sebenarnya bukan untuk menguatkan rupiah, tapi membuat rupiah agar tidak melemah lebih jauh lagi.
"Jadi yang kita usahakan bukan melawan badainya, tapi ikuti arah angin. Jangan dilawan. Ini yang dilakukan BI untuk menjaga fluktuasinya jangan terlalu jauh. Rupiahnya melemah tapi fluktuasinya ngga besar," ujar Febrio.
Sumber: akurat.co
Komentar
Posting Komentar