Konferensi pers pemanfaatan teknologi dan potensi sumber daya hayati untuk pencegahan kanker di gedung LIPI (Sumber: akurat.co) |
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tengah meneliti dan mengembangkan bahan aktif untuk mencegah kanker di Tanah Air.
Melihat besarnya potensi laut dan sumber dayanya, LIPI mengambil bahan aktif tersebut dari organisme laut, seperti teripang dan spons. Keduanya dikenal sebagai sumber biota dalam pencegahan kanker.
”Organisme laut adalah sumber senyawa bioaktif yang dapat digunakan sebagai kandidat agen antikanker," kata peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Ratih Pangestuti.
Ia menuturkan, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut yang melimpah, seperti spons laut, kelinci laut, tunikata, karang lunak, rumput laut hingga moluska. Organisme laut tersebut dapat dijadikan kandidat agen anti-kanker.
Saat ini LIPI bekerjasama dengan perusahaan farmasi asal Spanyol, Pharma Mar untuk pengembangan bahan baku obat dari organisme laut. Kerja sama ini untuk mengembangkan bahan anti-kanker dan sumber pangan untuk pencegahan kanker.
Spons laut (Sumber: Google) |
Ratih mengatakan, konsep pangan untuk pencegahan penyakit kanker dimaksudkan sebagai pangan atau komponen makanan yang berfungsi untuk meningkatkan kondisi ketahanan tubuh dan mengurangi resiko terjangkitnya berbagai macam penyakit, termasuk kanker.
Ia juga menuturkan, 60% obat anti-kanker berasal dari alam, dan 4 obat anti-kanker komersial berasal dari laut.
Sejumlah organisme laut yang berpotensi untuk bahan anti-kanker dan pencegahan kanker yang diteliti LIPI saat ini adalah spons laut, seperti jenis Melophlus sarassinorum asal perairan Makassar.
Organisme laut lainnya adalah mikroba yang berasosiasi dengan spons laut dan mikroba laut dalam. Ada juga teripang, termasuk teripang pasir dan teripang emas, ikan dan alga. Saat ini LIPI mengoleksi 50 jenis teripang untuk melakukan identifikasi senyawa aktifnya dan aktivitas anti-kanker.
Selain sebagai bahan anti-kanker, fauna laut juga dapat menjadi sumber pangan untuk mencegah kanker. Contohnya makroalga atau rumput laut dan ikan. Ratih menuturkan, senyawa anti-kanker potensial dari rumput laut antara lain klorofil, karotenoid, asam fenol, mycrosporine seperti amino acid (MAA), flavonoid, alkaloid, saponin, dan polisakarida tersulfasi.
Teripang (Sumber: Google) |
Ratih menuturkan, spons laut dan teripang memiliki potensi besar untuk pengobatan kanker, sementara alga dan ikan berpotensi untuk pencegahan kanker.
Untuk pengobatan tersebut, bahan aktif itu bisa antara lain untuk membunuh sel kankernya atau mencegah metastasis kanker. Spons laut dapat digunakan sebagai bahan anti-kanker untuk leukimia. Teripang dapat digunakan sebagai bahan anti-kanker untuk kanker payudara dan kanker ovarium.
"Harga teripang emas di Hong Kong bisa sampai puluhan juta rupiah per kilogram dan Indonesia masih terbatas jadi eksportir saja dan produk teripang yang sudah jadi suplemen malah datang dari luar," tutur Ratih.
Sementara bahan aktif untuk pencegahan kanker dengan memanfaatkan organisme laut ditujukan untuk memadamkan radikal-radikal bebas dalam tubuh dan meningkatkan ketahanan tubuh.
"Radikal bebas ini kalau terus menerus ada di dalam tubuh kan akan merusak makromolekul, seperti DNA, protein, lemak yang dapat memicu kanker," ujarnya.
Sumber: akurat
Komentar
Posting Komentar