Penampakan fenomena Supermoon di TIM Cikini, Selasa (19/2/2019) malam (Sumber: akurat.co) |
Masyarakat Indonesia telah menunggu-nunggu fenomena Purnama Perige atau Supermoon yang diprediksi terjadi pada Selasa (19/2) malam. Kejadian ini disebut bakal menjadi Supermoon terbesar yang terlihat tahun ini.
Menurut BMKG, bulan akan berada di perige (titik terdekat bulan ke bumi) dalam jarak 363.300 kilometer mulai pukul 16.02 WIB. Fase purnama disebut akan mencapai puncak pukul 22.53 WIB dan bisa diamati di seluruh langit Indonesia.
Sayangnya, malm tadi langit Jakarta dihiasi awan mendung sejak sore hari setelah diguyur hujan. Alhasil, fenomena Supermoon tidak bisa terlihat jelas dengan mata telanjang.
Di Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini, tidak tampak adanya masyarakat yang melakukan pengamatan fenomena Supermoon. Langit yang mendung tertutup awan tebal, membuat fenomena Supermoon di Jakarta tidak terlihat sempurna pada waktu yang diprediksi.
Bahkan, sekitar pukul 23.17 WIB, bulan telah benar-benar tertutup awan hingga tidak tampak sinarnya. TIM sendiri diketahui merupakan lokasi yang biasa dijadikan tempat pengamatan warga Jakarta setiap munculnya fenomena antariksa.
Pihak Planetarium di TIM biasanya menyediakan teleskop khusus sebagai alat pengamatan cuma-cuma, seperti saat gerhana bulan total yang terjadi pada 28 Juli 2018 lalu. Namun, tidak untuk Supermoon kali ini, berhubung cuaca yang tidak mendukung.
(Sumber: Google) |
BMKG sendiri sempat mengajak masyarakat yang tidak memiliki teleskop untuk melihat fenomena Supermoon melalui siaran langsung channel Youtube InfoBMKG.
Sama seperti di TIM, pengamatan BMKG yang diketahui dilakukan di Kemayoran, Jakarta Pusat itu juga hanya menampilkan kondisi langit yang serba hitam. Tampak kekecewaan warganet yang berkomentar pada channel tersebut lantaran Supermoon yang ditunggu tidak tampak.
"Suram item doang" kata seorang warganet.
"Itu bulannya kehalang kopi" kelakar warganet lain.
"Ada yang tahu bulan nya dmna?" tanya yang lainnya
Mengutip BMKG, Supermoon adalah fenomena antariksa dimana ukuran bulan menjadi lebih besar sekitar 14% dari saat purnama apoge (jarak terjauh bulan dari bumi saat orbit). Demikian juga sinarnya tampak lebih cemerlang sekitar 30% dibandingkan saat purnama apoge.
Komentar
Posting Komentar