Mari Berkenalan dengan Matoa, Buah dengan Nama yang Berbeda-beda Tiap Daerah

Buah matoa (Sumber: akurat.co)

Berbicara tanaman, Indonesia yang tanahnya subur dengan mudahnya bisa menumbuhkan aneka macam tumbuhan. Tentu dengan seizin Yang Maha Kuasa. Di Indonesia, banyak tanaman obat untuk ramuan alternatif yang berguna untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

Salah satunya adalah buah matoa. Jika kamu belum familiar dengan nama ini, maka kamu akan dengan cepat mengenalnya jika ke Papua. Buah matoa banyak dijajakan oleh mama-mama Papua di banyak pasar tradisional, karena rasanya yang cukup manis.

Buah matoa lahir dari pohon dengan tinggi sekitar 30-40 meter, berakar tunggang, dengan nama latin Pometia pinnata yang tumbuh sangat subur di daerah beriklim tropis seperti Indonesia.

Sebenarnya, buah matoa atau tanaman matoa adalah sebutan yang hanya berlaku di Papua dan sebagian wilayah Maluku. Karena sebenarnya, tanaman ini juga ada di beberapa daerah lainnya dengan nama yang berbeda-beda.

Di Sumatera Utara, orang mengenal matoa dengan sebutan pakam, sedangkan orang Minangkabau mengenalnya dengan langsek anggang. Di Jawa, orang mengenal matoa dengan nama kayu sapi, sedangkan  di Jawa Barat, matoa adalah leungsir.

Pohon matoa (Sumber: Google)

Tanaman ini hanya berbunga dan berbuah sekali setahun pada bulan Juli hingga Oktober, dan untuk sampai matang, akan memakan waktu sekitar 4 bulan.

Buah ini bertekstur seperti pinang muda, dengan daging yang lembek dan lengket, dan memiliki kulit keras berwarna merah, hijau, bercampur hitam.

Selain rasanya yang menggoda, matoa ternyata diketahui memiliki khasiat yang sangat banyak.

Buah ini memiliki kandungan vitamin C yang diketahui mampu menjaga daya tahan tubuh. Ia juga berfungsi sebagai penghilang stress, meminimalisir risiko penyakit jantung dan meningkatkan kesuburan.

Karena rasanya yang cukup manis dan mengandung glukosa yang cukup banyak, maka jika kamu mengonsumsi buah ini, disarankan tidak boleh banyak. Karena, kamu bisa pusing hingga mabuk.

Sumber: akurat