(Sumber: Google) |
Indonesia sering dilanda musibah bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, hingga erupsi gunung berapi. Hal itu jelas karena kawasan wisata di Indonesia dikelilingi oleh titik-titik rawan bencana.
Sehingga ketika terjadi bencana, banyak wisatawan yang enggan berkunjung atau mendekat ke daerah yang terdampak bencana. Parahnya lagi, berbagai negara mengeluarkan travel advisory atau larangan berkunjung ke Indonesia.
Oleh karena itu, pemerintah semakin siaga dan mulai peka terhadap bencana alam yang sering melanda kawasan wisata Indonesia ini.
Pemerintah mulai meminta para pelaku industri pariwisata untuk membangun hotel, ataupun fasilitas lain di kawasan destinasi wisata sesuai standar operasional yang antisipatif terhadap bencana.
"Membangun suatu destinasi, para pelaku usaha sekarang ini diminta untuk memiliki standar operasional prosedur bangunan. Bahwa, mereka ini harus memiliki jalur evakuasi dan melakukan simulasi," kata Kepala Bagian Humas BMKG.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya di Acara Diskusi dan Sosialisasi Mitigasi Bencana (Sumber: akurat.co) |
Menurutnya, ada 3 hal yang dianjurkan untuk membangun hotel atau fasilitas lainnya. Yaitu harus terdapat jalur evakuasi, tempat evakuasi dan rambu evakuasi.
"Dihimbau, juga untuk para pelaku indusri perhotelan atau perusahaan lebih memperhatikan setiap update dan warning atau peta BMKG dan BNPB untuk mengikuti aturannya ketika terjadi bencana," jelasnya.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNBP juga menambahkan kalau setiap hotel harus menerapkan mitigasi bencana.
"Pembangunan harus betul menempatkan mitigasi bencana. Jadi, hotelnya tahan gempa juga. Kalau di pantai bisa mengatasinya dengan adanya shelter evakuasi, rambu evakuasi yang harus juga dibuatkan. Jadi, hotel juga harus memberikan warning kepada wisatawan," pungkasnya.
Sumber: akurat
Komentar
Posting Komentar