Langsung ke konten utama

Yenny Wahid Tak Terima Puisi Fadli Zon Jika Itu Menyindir Mbah Moen

Yenny Wahid (Sumber: akurat.co)

Puisi berjudul 'Doa Yang Tertukar' yang dibuat oleh Waketum Partai Gerindra Fadli Zon dinilai telah suul adab atau melakukan tindakan tidak beretika bila benar kepada KH Maimun Zubair alias Mbah Moen.

Mbah Moen adalah tokoh kharismatik, pengasuh sekaligus pendiri Pesantren al-Anwar, Sarang, Rembang Jawa Tengah yang juga tokoh kharismatik senior Nahdlatul Ulama (NU).

Yenny Wahid mengatakan apa yang ada dalam puisi Fadli Zon merupakan penginaan terhadap senior NU tersebut.

"Kok orang sepuh dihina seperti itu di kau-kau kan, dibilang makelar doa, pokoknya menurut saya tidak beretika kalau yang dituju itu Mbah Moen," ungkap Yenny.

Menurut Yenny, apa yang dilakukan Mbah Moen murni salah ucap dan sebuah hal yang lumrah dilakukan oleh orang sepuh. Dia mengakui secara tersirat, Mbah Moen menyebut nama Prabowo Subianto, namun menurutnya, apa yang disampaikan Mbah Moen untuk mendoakan Joko Widodo menang di Pilpres 2019.

KH Maimun Zubair (Sumber: Google)

"Anak saya 3, saya suka salah manggil nama. Apalagi Mbah Maimoen yang sudah lebih sepuh. Jadi itu kesalahan yang wajar, tapi kalau kita mendengarkan kalimatnya secara lengkap tidak dipotong-potong, kita sangat mengerti itu maksudnya orang yang di sebelahnya beliau ya pak Jokowi," sambungnya.

Yenny merasa bahwa dalam atmosfer pilpres, hal apa pun bisa dijadikan sebagai komoditas politik. Namun ia meminta agar dalam berpolitik tetap harus memperhatikan adab dan sopan santun. Yenny justru mengingatkan Fadli agar tidak dianggap telah melakukan penghinaan terhadap ulama.

Fadli sebelumnya menulis puisi berjudul 'Doa yang Ditukar' pada Minggu (3/2). Dalam puisinya, Wakil Ketua DPR itu menyindir soal agama yang diobral hingga penguasa tengik.

Puisi itu mendapat respons dari sejumlah kalangan politikus hingga Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid, juga ikut mempersoalkan puisi itu.

"Doa sakral, seenaknya kau begal, disulam tambal, tak punya moral, agama diobral,” demikian salah satu larik puisi itu sebagaimana dikutip dari akun Twitter @fadlizon.

"Doa yang ditukar, bukan doa otentik, produk rezim intrik, penuh cara-cara licik, kau penguasa tengik,” sambung Fadli.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ahok Bakal Jadi Ketua Tim Ibukota Baru, Kominfo: Itu Hoaks

Adakah Hubungan Alis dengan Kepribadian Seseorang?

Pasca Kebakaran, Pelabuhan Muara Baru Seperti Kota Mati