(Sumber: allure.com) |
Melakukan perawatan kulit dan kecantikan di klinik estetika merupakan sebuah cara ekstra untuk menunjang penampilan, selain harus rutin menggunakan skincare. Saat ini semakin banyak wanita Indonesia yang rutin datang melakukan perawatan kulit ke klinik.
Sayangnya, beredar mitos bahwa melakukan perawatan kulit dan kecantikan ke klinik estetika dapat membuat seseorang ketergantungan dengan treatment, obat serta krim yang didapat. Mereka merasa bahwa apabila menghentikannya, masalah kulit yang pernah dialami akan kembali muncul.
Mengenai mitos satu ini, Founder Jakarta Aesthetic Clinic (JAC), dr. Olivia Ong, memberikan pandangannya. Menurutnya, hal yang perlu dihilangkan adalah sugesti yang membuat seseorang merasa ketergantungan dengan suatu produk model perawatan.
(Sumber: faceforwardstudio.co.za) |
"Misalnya lagi jerawatan, kan banyak krim yang membuat kita seperti ketergantungan. Kalau nggak pakai krim yang dikasih, nanti muncul lagi jerawatnya. Hilangkan dulu sugesti kayak gitu," ucapnya.
Sebagai dokter kecantikan, ia tidak pernah menganjurkan untuk selalu memberikan treatment dan obat-obatan begitu saja. Ia juga menyarankan agar tidak bergantung pada satu obat atau perawatan. Kita harus mencari tahu tahu sumber utama masalah kulit yang dihadapi, kenapa bisa timbul lagi.
Ia pun memberikan contoh masalah kulit yang sering terjadi dan dianggap membuat seseorang Ketergantungan dengan treatment maupun obat dan krim.
(Sumber: amazonaws.com) |
"Misalkan untuk kasus jerawat, negara tropis kayak Indonesia membuat kulit mudah berkeringat karena cuaca panas. Kondisi cuaca lembab memperparah keadaan tersebut. Apalagi dengan orang yang gemar menggunakan riasan wajah. Panas, minyak, kotoran menempel, kemudian ditumpuk lagi pakai make up. Jadinya muncul komedo-komedo, jerawat. Gimana gak timbul lagi masalah kulitnya kalau ada sesuatu yang bisa bikin kulit rusak masih ada," lanjutnya.
Lebih lanjut, ia pun memastikan bahwa segala macan treatment maupun obat-obatan yang diberikan tidak akan pernah sembarangan untuk terus-terusan diberikan karena sesuatu yang tidak diinginkan bukannya tidak mungkin akan muncul. Jadi ada aturannya juga untuk pemberian treatment dan obatnya.
Sumber: akurat.co
Komentar
Posting Komentar