Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro (Sumber: satukanindonesia.com) |
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan, ibu kota sekarang sama sekali tidak merepresentasikan simbol identitas bangsa. Pasalnya, di zaman penjajahan, Jakarta dulunya dijadikan sebagai pusat pemerintahan kolonial Hindia Belanda.
Menilik sejarah, nama lama Jakarta yang diberikan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda kala itu adalah Batavia. Bahkan, Batavia juga memiliki julukan 'Queen of the East'.
"Sehingga, Batavia menjadi pusat pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Jadi, tidak merepresentasikan sama sekali kepentingan rakyat Indonesia. Orang Indonesia dijajah kok. Penjajahannya yang menghilang, dan mau di sini (Jakarta) ibu kotanya," ucapnya dalam sebuah dialog nasional.
Pemandangan Monas di malam hari (Sumber: idntimes.com) |
Oleh karena itu, pemerintah pun berkeinginan agar ibu kota yang baru nantinya akan mampu merepresentasikan identitas dan persatuan bangsa. Hal ini dalam rangka membangun karakter sebuah bangsa sekaligus merefleksikan keberagaman Indonesia.
"Nanti ibu kota (baru) itu bisa terlihat (identitas bangsa dan keberagamannya) dari berbagai macam bentuk bangunannya," jelasnya.
Sebagai informasi, pemerintah telah menetapkan 4 visi bagi ibu kota baru nantinya. Pertama, sebagai simbol identitas bangsa. Kedua, harus menerapkan konsep hijau, pintar, indah, dan berkelanjutan (green, smart, beautiful, and sustainable).
Visi ketiga adalah menjadi kota yang modern dan berstandar internasional. Terakhir, memiliki tata kelola pemerintahan efisien dan efektif.
Sumber: akurat.co
Komentar
Posting Komentar