Langsung ke konten utama

Peneliti Ciptakan Game yang Dikendalikan Lewat Pikiran

Alat Brain Driver (Sumber: Istimewa)

Para peneliti di Swiss telah mengembangkan teknologi yang memungkinkan orang-orang dengan gangguan fungsi motorik untuk bermain video game dengan menggunakan pikiran mereka.

Para ilmuwan mengatakan, tujuan dari proyek ini adalah untuk membangun sebuah sistem di mana kursi roda dapat dikontrol oleh sinyal otak penggunanya. Membantu mereka yang memiliki mobilitas terbatas.

Program, yang disebut 'Brain Driver' ini sedang diuji coba dan diterapkan kepada orang-orang yang memiliki keterbatasan. Salah satunya ialah Samuel Kunz, yang mengalami lumpuh setelah kecelakaan.

Kunz mengoperasikan mobil balap digital dengan membayangkan ke mana ia ingin mobil itu bergerak. Ketika dia berpikir tentang tangan kirinya, mobil itu berbelok ke kiri. Jika pengemudi berpikir tentang kedua tangan pada saat yang sama, mobil akan melaju lurus ke depan.

(Sumber: Istimewa)

Yang paling mengesankannya adalah saat Kunz mengosongkan pikirannya dan bersantai, dia dapat memperlambat kendaraan. Kunz menjelaskan, navigasi ini membutuhkan banyak latihan dan upaya.

"Aku harus sangat terkonsentrasi. Koneksi antara jari-jariku dan otakku sudah tidak ada lagi. Aku masih mencoba menggerakkan jari-jariku hanya di kepalaku sehingga perlu banyak konsentrasi untuk melakukannya dengan cara yang persis sama setiap kali," jelas Kunz, mengutip Euronews

Tahun depan, kejuaraan Cybathlon akan mengundang para penyandang cacat fisik dari seluruh dunia ke Zurich untuk bersaing menggunakan teknologi terbaru.

'Brain Driver' akan dipamerkan di kompetisi tersebut, dengan 4 peserta berpacu pikiran satu sama lain untuk melewati garis finish.

(Sumber: eculture.zone)

"Avatar online dikendalikan oleh sinyal otak, ditransmisikan ke komputer oleh elektroda yang melekat pada kepala pengguna," jelas Dr Rea Lehner.

Jadi, elektroda ini terhubung ke amplifier dan kemudian ke komputer dan algoritma. Algoritma itu kemudian menghitung sinyal otak dan mengirimkan perintah ke permainan yang bisa dikendalikan oleh pilot.

Ini terbukti kompleks karena sinyal otak dikerdilkan dibandingkan dengan aktivitas otot.

"Kita perlu memastikan bahwa kita menyaring semua aktivitas otot dan yang tersisa adalah sinyal otak murni," lanjutnya.


Sumber: akurat.co

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ahok Bakal Jadi Ketua Tim Ibukota Baru, Kominfo: Itu Hoaks

Adakah Hubungan Alis dengan Kepribadian Seseorang?

Pasca Kebakaran, Pelabuhan Muara Baru Seperti Kota Mati