(Sumber: kompas.com) |
Lahan bekas penanaman kelapa sawit merupakan lahan yang rusak alias tidak subur. Akibatnya, lahan ini kerap dibiarkan tak terurus atau bahkan dibakar. Lantas, apa sebabnya lahan bekas ladang kelapa sawit menjadi tidak subur?
Budidaya kelapa sawit umumnya dilakukan dengan sistem tanam monokultur. Penanaman monokultur menyebabkan tanaman menjadi mudah terserang hama dan penyakit.
Jika tanaman terserang hama, cara termudah untuk menanggulangi dan mencegahnya adalah mengolah tanah dengan cara dipupuk dan disemprot dengan insektisida.
Penggunaan pupuk pada areal perkebunan kelapa sawit yang luas tentunya tidak sedikit. Sementara, pupuk yang digunakan untuk pemupukan ladang kelapa sawit umumnya merupakan pupuk anorganik. Ditambah, tanaman sawit rakus hara yang mempercepat kerusakan tanah.
(Sumber: steemitimages.com) |
Penting diketahui, penggunaan pupuk anorganik terus-menerus akan menyebabkan perubahan struktur tanah, pemadatan, kandungan unsur hara dalam tanah menurun, dan pencemaran lingkungan.
Tanaman kelapa sawit yang dikenal rakus air. Penggunaan air bisa mencapai sekitar 30 liter/pohon. Itu menjadi menjadi masalah.
Penyerapan air oleh akar tanaman kelapa sawit yang sangat besar itu menyebabkan kuantitas air pada tanah berkurang. Bayangkan bila ada satu juta pohon di 10 hektar tanah, berapa banyak air yang diserap?
Itulah yang menyebabkan ladang bekas tanaman kelapa sawit menjadi tidak subur.
Sumber: akurat.co
Komentar
Posting Komentar