Langsung ke konten utama

PA 212 Buka Suara Terkait Penyelamatan Ninoy Oleh Ustadz Bernard

Slamet Ma'arif (Sumber: bbci.co.uk)

Persaudaraan Alumni (PA) 212 angkat bicara terkait ditangkapnya Ustadz Bernard Abdul Jabar oleh anggota Polda Metro Jaya pada Senin (7/10). 

Ketum DPP PA 212, Slamet Ma'arif menegaskan, Ustadz Bernard tidak melakukan persekusi, melainkan menyelamatkan Ninoy dari amukan massa saat kericuhan Senin (30/9) lalu.  

"Berdasarkan informasi yang kami terima, kami menyimpulkan Ustadz Bernard menyelamatkan Ninoy, dan bukan mempersekusi Ninoy," ujarnya.

Slamet menceritakan kronologis Ustadz Bernard menuju lokasi kericuhan ke daerah Pejompongan, Jakarta Pusat. 

Mulai ba'da Dzuhur, Ustadz Bernard berobat ke klinik dr. Solihin di Rawa Lumbu sampai pukul 17:00 WIB. Bernard kemudian pulang ke rumah, sampai di rumah mendapat info bahwa anaknya ikut aksi bersama mahasiswa.

(Sumber: tagar.id)

Ustadz Bernard dan istrinya sekitar pukul 19:00 WIB mencari anaknya ke arah Senayan. Di tengah jalan ada info banyak korban mahasiswa dan pelajar di Masjid Al Falah, Pejompongan, Jakarta Pusat. Ustadz Bernard dan istrinya menuju Masjid Al Falah karena di mobil ada peralatan medis P3K. 

Setelah sampai di masjid, Ustadz Bernard dan istri membantu korban yang ada dengan P3K. Lalu ketika sedang membantu korban, tiba-tiba ia mendengar keributan karena diduga ada penyusup yang dihakimi massa. 

Spontan Ustadz Bernard menyelamatkan dan melindungi yang diduga penyusup bernama "Ninoy" dari amukan massa, bahkan menasehati untuk jangan keluar dulu karena berbahaya, sebab di luar massa masih marah.

"Ninoy berterima kasih pada Ustadz Bernard bahkan mencium tangan Ustadz Bernard. Setelah itu, Ninoy diajak duduk dan istirahat dengan kondisi aman. Setelah aman sekitar jam 03:00, Ustadz Bernard pulang ke rumah," jelasnya.


Sumber: akurat.co

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ahok Bakal Jadi Ketua Tim Ibukota Baru, Kominfo: Itu Hoaks

Adakah Hubungan Alis dengan Kepribadian Seseorang?

Pasca Kebakaran, Pelabuhan Muara Baru Seperti Kota Mati