(Sumber: tirto.id) |
Ojek online (ojol) merambah dengan cepat ke seluruh Indonesia, khususnya di berbagai kota. Munculnya ojek motor seperti ojol menandakan kelalaian pemerintah menyediakan transportasi umum yang layak bagi masyarakat.
Hal itu disampaikan Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno, bahwa pemerintah menurutnya wajib menyelenggarakan transportasi umum sesuai amanah UU LLAJ.
"Atur ulang industri sepeda motor, dengan sendirinya ojol berkurang. Masyarakat beralih menggunakan transportasi umum," katanya.
Djoko mengungkapkan, data Korlantas Polri menyebut lebih dari 70% angka dan korban kecelakaan berasal dari sepeda motor. Sepeda motor, sebut dia, rentan mengalami kecelakaan.
(Sumber: Google) |
"Di beberapa kota mancanegara juga beroperasi ojek motor, (tapi) ada aturan pasti, tidak semua jenis sepeda motor dapat digunakan sebagai ojek," tukasnya.
Namun ojek motor di negara lain menurutnya tidak sebanyak di Indonesia, lantaran layanan transportasi umum yang sudah bagus.
"Dan pertumbuhan industri sepeda motor tidak seperti di Indonesia yang mudah dan murah untuk diperoleh," urainya.
(Sumber: akurat.co) |
Alih-alih menggunakan ojek motor, terang Djoko, warga di kota-kota Tiongkok malah menggunakan sepeda listrik dan membatasi gerak sepeda motor. Hal serupa juga terjadi di Jepang sebagai negara produksi sepeda motor, warganya enggan menggunakan sepeda motor dan lebih menyukai transportasi umum.
Djoko menyayangkan, di Indonesia, hanya Kota Jakarta saja yang baru menata transportasi umum. Sementara banyak kota-kota lain cenderung "mematikan" operasional transportasi umum.
"Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla (2014-2019) telah gagal menyediakan transportasi umum yang diminati warga," pungkasnya.
Sumber: akurat.co
Komentar
Posting Komentar