Warga Palestina antre di Pos Pemeriksaan 300 Israel (Sumber: Al Jazeera) |
Teriakan kepanikan dan frustrasi menjadi suara yang biasa di Pos Pemeriksaan 300 di Bethlehem, Israel, tempat ribuan pekerja Palestina antri selama berjam-jam.
Para pekerja Palestina sudah mulai mengantri sejak pukul 3 pagi agar mereka dapat tiba tepat waktu di tempat kerja yang berada di Israel.
Para pekerja itu pun menghabiskan kejenuhan di antrean dengan berbincang, cek cok, bergurau, berteriak, memukul pagar baja, dan mengguncang pintu putar yang dijaga para petugas kepolisian perbatasan Israel. Kepolisian Israel sesekali menguncinya di tengah kepadatan antrean.
“Dia pingsan. Semua orang bergerak! Panggil ambulans!”
Teriakan itu semakin keras saat seorang pria muda dibawa keluar dari pos pemeriksaan. Beberapa pekerja mengelilingi jasad pria yang tergeletak di tanah dan beberapa orang berupaya menyadarkannya tapi gagal.
Beberapa orang yang lewat berteriak, “Gerak, gerak! Beri ruang! Biarkan jurnalis film! Tunjukkan pada dunia apa yang terjadi pada kami.”
Mereka pun memberi ruang untuk jurnalis Al Jazeera memotret kejadian di pos pemeriksaan itu.
Checkpoint 300 di Israel (Sumber: Google) |
Mobil ambulans tiba dan pria muda itu diangkut dengan tandu dan dibawa ke rumah sakit. Para pekerja kembali melalui lorong antrean yang dibatasi tembok, beberapa minum kopi dari gelas kertas untuk mengusir haus.
Seorang pekerja melihat jurnalis Al Jazeera dan mengatakan, “Israel memperlakukan binatang lebih baik dibandingkan kami.”
Situasi itu merupakan pemandangan biasa pada pagi hari di Pos Pemeriksaan 300. Kejadian mati lemas, pingsan, rusuk patah dan kematian seakan jadi pemandangan biasa setiap hari.
Warga Palestina sejak lama mengeluhkan kondisi buruk di pos pemeriksaan yang biasa disebut Pos Gilo tersebut. Meski demikian, para pekerja Palestina menyatakan kondisi di perlintasan itu semakin buruk dalam 2 bulan terakhir.
Pos pemeriksaan itu dibangun lebih dari 20 tahun silam sebagai bagian dari dinding pemisah Israel yang oleh Pengadilan Internasional (ICJ) dianggap ilegal pada 2004. Organisasi pemantau pos pemeriksaan Israel, EAPPI menyatakan bahwa Pos 300 merupakan pos pemeriksaan terburuk di Tepi Barat.
Ribuan warga Palestina dari Tepi Barat harus melintasi pos ini untuk bekerja di Yerusalem Timur. Membutuhkan waktu hingga 3 jam untuk melintasi pos pemeriksaan saat jam sibuk. Saat siang hari, perjalanan melintasi pos itu hanya membutuhkan beberapa menit.
Banyak warga Palestina di Tepi Barat bekerja di Israel untuk mendapat gaji lebih baik, kadang kala lebih dari dua kali lipat dibandingkan di Tepi Barat.
Sumber: akurat
Komentar
Posting Komentar