Langsung ke konten utama

Perusahaan Masih Sangsikan Penggunaan AI

(Sumber: tribunnews.com)

Teknologi kecerdasan buatan (AI) sudah akrab dalam kehidupan sehari-hari kita. AI semakin berkembang dan bisa dimanfaatkan di berbagai sektor.

Berdasakan riset yang dilakukan International Data Corporation (IDC), Indonesia menjadi negara tertinggi yang mengadopsi AI di Asia Tenggara.

“Namun, masih banyak pelaku bisnis yang bingung bagaimana mendefinisikan use case AI di perusahaan serta apa saja yang perlu dipersiapkan,” ujar Direktur CTI Group, Rachmat Gunawan.

Gunawan menjelaskan, banyak perusahaan di Indonesia yang pesimis untuk memanfaatkan kecerdasan buatan dalam pengembangan bisnisnya.

“Mereka melihat banyak obstacle yang mereka belum bisa nemu caranya gimana nih. Masih ga ngerti, belum tau gitu,” kata Gunawan.

(kiri ke kanan) Chairman of APTIKOM, Richardus Eko Indrajit; Vice President Research and Development Bukalapak, Ibrahim Arif; CTO IBM Asean, Kayla Madala; dan Managing Director Accenture, Leonard Nugroho Tjiptohadikusumo, dalam acara IT Infrastructure Summit 2019 (Sumber: akurat.co)

Lebih lanjut, terdapat juga perusahaan yang masih hati-hati dan ragu mengimplementasikan teknologi tersebut, mengingat AI membutuhkan data yang sangat besar untuk meningkatkan kecerdasan atau performa teknologi tersebut.

Padahal, teknologi tersebut bisa dimanfaatkan pelaku usaha untuk meningkatkan pelayanan konsumen, seperti dengan menghadirkan chatbot dan mendeteksi fraud atau penipuan.

Country Manager Aruba Indonesia, Robert Suryakusuma mengatakan, kecerdasan buatan mampu mentransformasi dan mengoptimalkan performa bisnis dalam pengelolaan keamanan jaringan.

Lembaga riset Accenture memprediksi, AI dapat meningkatkan produktivitas perusahaan sebesar 40% pada tahun 2035.


Sumber: akurat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ahok Bakal Jadi Ketua Tim Ibukota Baru, Kominfo: Itu Hoaks

Adakah Hubungan Alis dengan Kepribadian Seseorang?

Pasca Kebakaran, Pelabuhan Muara Baru Seperti Kota Mati