Langsung ke konten utama

AMTI Harapkan Pemerintah Gandeng Petani Tembakau Lokal

Contoh rokok putih (Sumber: dictionary.com)

Kegiatan merokok telah dianggap sebagai bagian dari sebuah budaya di beberapa daerah Indonesia, salah satunya di Temanggung. Beragam macam merek dan jenis rokok pun hadir untuk menjadi pilihan bagi mereka yang menjadikan rokok sebagai kebutuhan.

Di Indonesia sendiri terdapat 2 jenis rokok yang paling dikenal, yaitu rokok kretek dan rokok putih. Dan rokok putih alias mild menjadi yang paling laris di pasaran, khususnya bagi anak-anak muda yang semakin banyak menjadi perokok.

Kretek kalah saing dengan rokok putih yang penjualannya semakin laku dari tahun ke tahun. Rokok kretek dianggap sebagai rokok orang tua, kesannya tidak kekinian dan tidak menggambarkan selera anak muda.

Bagi yang merokok dengan rokok putih, kamu perlu tahu bahwa rokok yang kamu hisap itu tidak memakai tembakau lokal. Tembakau lokal dianggap tidak cocok untuk memproduksi rokok mild. Mau tak mau, tembakau pun harus sampai diimpor dari luar, yang mana benar-benar tidak menguntungkan petani tembakau lokal.

Contoh rokok kretek (Sumber: staticflickr.com)

Terkait permasalahan ini, Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) memberikan padangannya. Menurut ketua Bidang Media Center AMTI, Hananto Wibisono, masuknya tembakau impor karena ada sesuatu yang tidak sesuai.

"Makin tingginya tembakau impor, menandakan kurang optimalnya on farming (pertanian) IHT (Industri Hasil Tembakau)," ungkapnya.

Hananto menjelaskan bahwa birokrasi dan bantuan dari pemerintah langsung sampai ke petani tembakau daerah tidak berjalan sebagaimana mestinya. 

"Pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian, melalui dinas di daerah dapat meningkatkan bantuan teknis dan bantuan permodalan terhadap petani tembakau, serta terus mendorong program kemitraan berkesinambungan antara pelaku usaha-petani sehingga produktivitas tembakau nasional serta kesejahteraan petani dapat meningkat," tambahnya.

Petani tembakau (Sumber: komunitaskretek.or.id)

Lebih lanjut, Hananto menjelaskan beberapa keinginan petani tembakau lokal yang perlu dipenuhi.

"Program kemitraan yang dimaksud disini dapat meliputi bantuan teknis, satuan produksi, implementasi praktik pertanian yang baik, kemudahan menjual hasil panen tembakau langsung kepada pemasok atau pabrikan, hingga akses dukungan finansial, jika diperlukan," tambahnya.

Jika hal-hal diatas dapat diwujudkan, bukan tidak mungkin kesejahteraan petani tembakau lokal bisa lebih baik dibalik serbuan tembakau impor untuk rokok putih.

“Dengan adanya kepastian pasar, kuantitas, dan kualitas tembakau tentunya hal ini akan berdampak positif pada peningkatan produktivitas tembakau nasional dan kesejahteraan para petani," tutupnya.


Sumber: akurat.co

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ahok Bakal Jadi Ketua Tim Ibukota Baru, Kominfo: Itu Hoaks

Adakah Hubungan Alis dengan Kepribadian Seseorang?

Pasca Kebakaran, Pelabuhan Muara Baru Seperti Kota Mati