Langsung ke konten utama

Gaya Hidup di Perkotaan Bisa Picu Kanker Payudara

(Sumber: hellosehat.com)

Ternyata, polusi udara bukan hanya merusak paru-paru saja. Polusi udara bisa menyebabkan kanker. Itu dikarenakan asap, yang merupakan salah satu polusi udara, mengandung bahan kimia yang bisa menyebabkan kanker payudara. Emisi dari asap juga mengandung logam seperti merkuri dan kadmium yang bisa tersimpan di jaringan payudara dan menyebabkan kanker.

Salah satu indikator kanker payudara dapat dilihat pada jaringan sel pada payudara. Kajian mengenai kepadatan jaringan payudara bisa 6 kali lipat menyebabkan kanker dibandingkan payudara yang tidak padat. Kepadatan itu dipengaruhi oleh alkohol, obesitas, dan terapi hormon. Payudara yang padat umumnya diisi oleh lemak.

“Payudara padat juga bisa diwariskan oleh gen. Tapi, payudara yang padat juga bisa dipicu oleh polusi,” kata Kefah Mokbel, pakar kesehatan dari Rumah Sakit St Georgedi London.

(Sumber: medicalnewsbulletin.com)

Penelitian yang pernah dilaksanakan pada April 2017 menunjukkan, perempuan yang tinggal di kota memiliki tingkat kepadatan lebih besar dibandingkan mereka yang tinggal di pedesaan dimana polusi udaranya lebih rendah.

Yang menjadi permasalahan lanjutan adalah bagaimana polusi udara di dalam rumah? Menurut Mokbel, polusi di dalam rumah sulit diukur. Apalagi, di rumah juga mengandung banyak racun seperti produk pembersih lantai, plastik dan asap pembakaran kompor.

“Bahan kimia tersebut juga bisa memicu kanker payudara,” ujar Mokbel.

Dia menyarankan agar membeli produk pembersih organik yang tidak mengandung bahan kimia yang merusak payudara. Pencegahan lainnya adalah terbiasa mengonsumsi buah-buahan yang mengandung anti oksidan serta sayuran.

“Vitamin D dan omega 3 juga bisa mengurangi kepadatan payudara,” jelas Mokbel.


Sumber: akurat.co

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ahok Bakal Jadi Ketua Tim Ibukota Baru, Kominfo: Itu Hoaks

Adakah Hubungan Alis dengan Kepribadian Seseorang?

Pasca Kebakaran, Pelabuhan Muara Baru Seperti Kota Mati