(Sumber: Google) |
Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB, Agus Wibowo, mengatakan titik panas kebakaran hutan dan lahan diperkirakan masih akan terus bertambah.
"BBMKG memperkirakan musim kering masih akan terjadi selama beberapa bulan. Karena itu, titik panas diperkirakan masih akan bertambah," kata Agus.
Agus mengatakan, pasukan TNI sudah dikirimkan untuk mencegah kebakaran hutan ke 5 provinsi yang sudah dinyatakan statusnya darurat kebakaran hutan dan lahan. Daerah itu adalah Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Jambi juga menjadi salah satu provinsi yang menjadi fokus pencegahan kebakaran hutan dan lahan, tetapi baru dinyatakan status darurat pada 23 Juli 2019.
"Total sudah ada 5.679 personel TNI yang dikirimkan ke 5 provinsi. Di Jambi belum dikirimkan karena baru saja menyatakan status darurat," tuturnya.
(Sumber: inews.id) |
Agus mengatakan, provinsi yang paling banyak titik panas adalah Riau. Karena itu, BNPB sudah melakukan operasi pengeboman air melalui udara. Terdapat 17 helikopter dari berbagai kementerian/lembaga, TNI/Polri, dan swasta yang disiagakan di Riau.
"Teknologi modifikasi cuaca sudah dilakukan meskipun hasilnya hujan yang tidak merata cukup berhasil memadamkan sebagian kebakaran hutan dan lahan," jelasnya.
Hingga Selasa (30/7), total sebaran titik panas di seluruh Indonesia sebanyak 433 titik. Dengan provinsi Riau yang terbanyak yaitu 132 titik, disusul Kalimantan Tengah dengan 38 titik.
Selama 2019, 5 provinsi dengan titik panas terbanyak adalah Riau (3.418), Nusa Tenggara Timur (1.660), Kalimantan Barat (1.134), Kalimantan Tengah (1.100), dan Kepulauan Riau (793).
Total luas lahan terbakar hingga 29 Juli 2019 adalah 42.740,42 hektare di seluruh Indonesia. Riau mengalami kebakaran hutan dan lahan terluas yaitu 27.583 hektare.
Sumber: akurat.co
Komentar
Posting Komentar