(Sumber: tribunnews.com) |
Dua orang mahasiswa di Kendari meninggal dunia diduga akibat tindakan brutal aparat kepolisian saat menangani aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Kamis (26/9).
Kedua mahasiswa itu berasal dari Universitas Halu Oleo. Randi (22), Fakultas Perikanan dan Muhammad Yusuf Kardawi Program Studi D3 Teknik Sipil.
"Yang sudah meninggal itu sudah dipastikan 2 orang," kata Ketua BEM Teknik Universitas Halu Oleo Kendari, La Ramli.
Ia mengatakan, mahasiswa atas nama Yusuf menghembuskan nafas terakhir pada pukul 04.00 WITA di Rumah Sakit Ismoyo atau RS Korem Kendari.
(Sumber: Istimewa) |
Hingga saat ini, ia belum mengetahui secara pasti sebab meninggalnya Yusuf. Pasalnya, ada informasi yang menyebutkan bahwa Yusuf meninggal karena ditembak dan dipukul. Terkait hal ini, ia mengaku belum mendapatkan keterangan resmi dari pihak rumah sakit terkait meninggalnya Yusuf.
"Itu kan pada saat aksi kemarin, sempat di bawa ke Rumah Sakit Tentara. Tapi saya tidak tahu pasti, dia dipukul atau ditembak. Tapi ada beberapa yang mengatakan dia itu ditembak," ujarnya.
Diketahui, aksi unjuk rasa tersebut sebagai bentuk penyuaraan pandangan mereka terkait beberapa Rancangan Undang-undang (RUU) yang dibahas DPR RI.
Awalnya, massa berada di depan kantor DPRD Sultra melakukan aksi orasi. Tuntutan tersebut di antaranya adalah pencabutan UU KPK, menolak RKHUP dan menolak RUU Pertanahan.
(Sumber: antaranews.com) |
Massa melemparkan batu dan kayu ke arah gedung DPRD. Ketua DPRD Sultra, Abdurrahman Saleh, dan Wakil Ketua DPRD Sultra, Nur Salam Lada; sempat menemui massa dengan naik ke mobil trailer dan turut berorasi di depan gerbang Kantor DPRD Sultra.
Namun massa menuntut untuk masuk ke dalam kantor DPRD untuk hearing bersama anggota DPRD. Melihat kondisi tidak memungkinkan, dengan massa aksi yang memaksa masuk, Ketua dan Wakil Ketua DPRD Sultra akhirnya kembali masuk ke gedung.
Kericuhan pun tak terhindarkan saat terjadi saling dorong pagar kantor DPRD antar massa dan pihak keamanan. Kemudian massa melempari barisan polisi yang berada di halaman kantor DPRD dengan kayu dan batu.
Lemparan dari massa dibalas dengan semburan air dari water cannon dan tembakan gas air mata oleh polisi yang akhirnya berhasil memecah belah massa. Akibat unjuk rasa ricuh ini, kaca kantor DPRD Sultra pecah dan sebagian pagar DPRD Sultra roboh.
Sumber: akurat.co
Komentar
Posting Komentar