Prabowo bersama Jokowi (Sumber: rmolbanten.com) |
Akademisi Universitas Sumatera Utara, Agus Suriadi, menilai jika Presiden Joko Widodo benar-benar memasukkan Prabowo Subianto ke kabinet baru, hal itu menggambarkan Prabowo memiliki kekuatan yang tak bisa diremehkan begitu saja.
"Prabowo dinilai masih memiliki kekuatan yang musti dirangkul," kata Agus.
Tetapi menurut Agus, seharusnya Prabowo tetap menjaga kepercayaan pendukungnya. Sebagian warga mendukung Prabowo karena kurang puas dengan kepemimpinan Jokowi. Ia mengatakan, di luar pemerintahan, sebenarnya Prabowo tetap bisa berkontribusi untuk bangsa.
"Justru kalau itu bisa dilakukan oleh Prabowo (berada di luar kabinet), tentu saja beliau bisa tetap menjaga pemilihnya benar-benar solid dibandingkan hanya sekedar kekuasaan yang dikejar," kata Agus.
(Sumber: tempo.co) |
Akademisi UIN Sumatera Utara, Faisal Riza, mengatakan keputusan Prabowo merapat ke Istana bisa dimaknai sebagai pendekatan sharing power.
Meskipun menurut Faisal praktek ini agak aneh, dimana kontender justru merapat pada lawannya. Tapi, bisa juga dimaknai sebagai skema lanjutan rekonsiliasi yang terjadi antara Prabowo dan Jokowi.
Menurut dia, kondisi ini memunculkan kekhawatiran karena tidak ada poros kritik terhadap pemerintah. Absennya poros ini akan memudahkan munculnya kecenderungan kekuasaan yang absolut.
"Meskipun begitu, biasanya tetap ada gerakan civil society yang mungkin bisa diharapkan mengkritisi secara konstruktif jalannya pemerintahan," kata Riza.
Sumber: akurat.co
Komentar
Posting Komentar