Langsung ke konten utama

Asal Posting, Masyarakat Tidak Pikirkan Info Pribadi yang Tersebar

(Sumber: squarespace.com)

Melindungi informasi pribadi ketika memanfaatkan layanan digital dinilai penting. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum paham mengenai pentingnya menjaga keamanan data-datanya ketika berselancar di media sosial.

Plt. Direktur Eksekutif ICT Watch, Widuri, mengungkapkan temuannya di lapangan. Pihaknya menilai, pemahaman soal menjaga informasi pribadi masih terbilang rendah.

Hal tersebut karena masih banyak masyarakat yang sembarang mem-posting identitas, riwayat kehidupan, atau pun dan data-data pribadi lainnya di platform media sosial, tanpa mengetahui dampak negatif dari hal tersebut.

(Sumber: droidlime.com)

"Contoh kemarin ketika pemerintah meminta masyarakat punya Kartu Identitas Anak (KIA) untuk setiap anak. Itu di Instagram penuh dengan ibu-ibu yang memfoto anaknya dengan memegang kartu identitas anaknya," ujar Widuri.

Padahal dalam KIA tersebut tercantum nama dan alamat lengkap anak, termasuk nama orangtua. Hal tersebut berpotensi terjadi penyalahgunaan data bahkan mengancam perlindungan anak tersebut.

"Belum lagi kartu keluarga, belum lagi boarding pass, itu banyak sekali. Saya masih menemukan orang-orang yang dengan sengaja mem-posting," ungkapnya.

(Sumber: goukm.id)

Sebetulnya sudah ada batasan mengenai data sensitif dan tidak sensitif yang tidak untuk dipublikasikan. Namun hal tersebut belum banyak diketahui oleh masyarakat.

Widuri menyebut, informasi mengenai riwayat hukum dan juga kesehatan tidak sebaiknya disebarkan secara umum melalui media sosial. Hal tersebut dikhawatirkan akan membuat beberapa pihak akan mendiskriminasi orang tersebut.

"Kemudian riwayat pernah ditahan atau tidak ditahan di kepolisian itu juga menjadi data yang sensitif. Itu sih," imbuhnya.



Sumber: akurat.co

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ahok Bakal Jadi Ketua Tim Ibukota Baru, Kominfo: Itu Hoaks

Adakah Hubungan Alis dengan Kepribadian Seseorang?

Pasca Kebakaran, Pelabuhan Muara Baru Seperti Kota Mati