(Sumber: vox.com) |
Parlemen India akhirnya resmi menyetujui Rancangan Undang-undang (RUU) yang berisi pemberian kewarganegaraan kepada minoritas non-Muslim 'yang teraniaya' dari Afghanistan, Bangladesh, dan Pakistan.
Namun, Undang-undang Kewarganegaraan anyar India ini menjadi kontroversial lantaran imigran Muslim bakal ditolak menjadi warga negara India.
Dilansir dari Al Jazeera, sehari setelah diluluskan oleh Majelis Rendah, pada Rabu (11/12) lalu, RUU Amendemen Kewarganegaraan akhirnya disahkan setelah meraup suara mayoritas di Majelis Tinggi. Saat proses pemungutan suara, 125 anggota parlemen memberikan dukungannya, sedangkan 105 lainnya menolak RUU.
RUU ini secara tidak langsung telah membawa perubahan besar pada hukum kewarganegaraan India yang setidaknya sudah berusia 64 tahun. Namun, bagi para kritikus, perombakan besar-besaran ini hanya akan merusak konstitusi sekuler di India.
Sonia Gandhi (Sumber: hindustantimes.com) |
Banyak pihak yang juga menyebutkan bahwa RUU yang diajukan oleh Partai Partai Bharatiya Janata (BJP) ini adalah bentuk diskriminatif bagi warga Muslim.
"Pengesahan RUU Amendemen Kewarganegaraan ini telah menandai kemenangan pasukan yang berpikiran sempit dan fanatik terhadap pluralisme India," ucap pemimpin partai oposisi utama Kongres, Sonia Gandhi.
Tidak hanya itu, sejak dicanangkan, RUU ini langsung mendapatkan protes besar-besaran dari warga setempat. Bahkan di bagian timur laut India, protes berujung kekerasan meletus lantaran mereka takut 'dikuasai' oleh migran ilegal, non-Muslim dari negara tetangga Bangladesh.
"Beberapa dari orang-orang ini memprotes, mengatakan mereka tidak ingin migran diberi kewarganegaraan India, apakah Hindu atau Muslim, karena mereka ingin melindungi budaya asli mereka," ucap jurnalis Al Jazeera, Anchal Vohra.
(Sumber: firstpost.com) |
Namun dalam keterangannya, Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah, menjelaskan bahwa RUU ini bukanlah sebuah ancaman bagi penduduk Muslim India.
"Warga Muslim negara ini tidak memiliki alasan untuk khawatir. RUU ini dimaksudkan untuk memberikan kewarganegaraan, bukan mengambil kewarganegaraan," ujar Amit Shah.
Melalui Twitternya, Perdana Menteri Narendra Modi menambahkan bahwa momen pengesahan RUU ini adalah "hari penting bagi India". "
Tidak hanya itu, Modi juga menjamin bahwa RUU-nya akan akan meringankan penderitaan banyak orang yang menghadapi penganiayaan selama bertahun-tahun.
Sumber: akurat.co
Komentar
Posting Komentar