Langsung ke konten utama

Tahukah Kamu? Dulunya Bandung Ternyata Gudangnya Kopi

bandungtourism.com on Twitter: "#kenaliBDG Jalan Braga, penghubung Groote  Postweg, Jl Asia-Afrika dgn Koffie Pakhuis (Balai Kota Bandung)  https://t.co/GhwxPvlruA"

Jalan Braga, penghubung Groote Postweg, Jl Asia-Afrika dengan Koffie Pakhuis (Sumber: Twitter)


Zaman sekarang ini, hampir di semua sudut kota, termasuk Bandung; pasti ada warung kopi. Labelnya pun macam-macam, mulai dari kedai, cafe, warkop, dan coffee shop. Kopinya juga banyak pilihan. Ada kopi sachet dan kopi giling. Harga juga tergantung dari jenis kopi yang dinikmati.

Mari kita menilik ke zaman baheula, jauh sebelum kemerdekaan. Meskipun tidak memiliki perkebunan kopi, ternyata Bandung memiliki gudang kopi. Letaknya saat ini, tepat di Balai Kota Bandung. Gedong Papak namanya.

Masih banyak masyarakat Kota Bandung yang mungkin tak mengetahui letaknya. Tapi jika disebut Balai Kota, hampir seluruh warga Kota Bandung pasti mengetahuinya.

Sebelum berfungsi sebagai kantor pemerintahan, dulunya Balai Kota adalah sebuah gudang bernama Gedung Kopi (Koffie Pakhuis). Bernama Gedung Kopi karena bangunan tersebut merupakan gudang penyimpanan hasil bumi dan tempat pengepakan kopi milik Andries de Wilde. Wilde tercatat sebagai tuan tanah pertama di Priangan pada tahun 1812.

Gedung kopi ini dibangun tahun 1819 saat perkebunan kopi di Priangan berkembang pada abad ke-18. Gudang itu merupakan satu dari delapan gedung baru di Bandung. Pada tahun 1927, Gedung Kopi dirobohkan dan bekas lahannya didirikan gedung balai kota sekarang yang dirancang oleh arsitek EH de Roo.


Gudang Kopi yang Bermetamor Jadi Balai Kota

Balai Kota Bandung saat ini (Sumber: Humas Kota Bandung)


Setelah dibangun kembali, bangunan yang terletak di Jalan Wastukancana No. 2 memang dikenal sebagai Gedong (Gedung) Papak. Bentuk atapnya yang tampak datar menyebabkan gedung ini disebut Gedong Papak.

Pendirian balai kota sendiri terkait dengan status Bandung yang menjadi Kota Praja sejak tahun 1906. Pada tahun 1935, bangunan balai kota diperluas dengan menambah bangunan baru menghadap ke Pieter Sijthoff Park yang kini bernama Taman Balai Kota.

EH de Roo yang kembali menjadi arsiteknya, merancang gedung baru ini dengan gaya “art deco” sehingga berkesan lebih modern daripada gedung lama. Pada tahun 1980-an barulah dibangun gedung kembar tambahan di kiri dan kanan Gedong Papak untuk keperluan perkantoran.

Kini gedung tersebut menjadi kantor resmi Wali Kota Bandung dan Wakil Wali Kota-nya. Selain menjadi pusat Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, balai kota pun menjadi salah satu objek wisata.

Selain bangunannya yang menyimpan sejarah; keberadaan Taman Badak, Taman Dewi Sartika, dan Taman Labirin menjadi daya tarik warga Kota Bandung dan luar kota untuk mengujungi Balai Kota Bandung. Dengan keasriannya, kini Balai Kota Bandung menjadi tempat yang cocok untuk menyeruput kopi di sore hari. 


Sumber: Ayobandung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ahok Bakal Jadi Ketua Tim Ibukota Baru, Kominfo: Itu Hoaks

Adakah Hubungan Alis dengan Kepribadian Seseorang?

Pasca Kebakaran, Pelabuhan Muara Baru Seperti Kota Mati