(Sumber: Google) |
Korea Utara (Korut) saat ini mengalami keadaan parah. Mereka dihadapkan pada tuntutan denuklirisasi serta sanksi ekonomi dari Amerika. Ditambah, Korut mengalami masalah yang mengkhawatirkan, yaitu krisis pangan.
Berdasarkan hasil laporan PBB, 10 tahun terakhir ini warga Korut sering mengalami kegagalan panen. Alhasil, 4 dari 10 warga Korut diduga mengalami kekurangan pangan.
Dilansir Channelnewsasia, PBB menuturkan bahwa jumlah produksi pangan Korut telah mencapai level minimum. Produksi pangan tercatat turun menjadi sekitar 300 gram atau di bawah 11 ons setiap orang per hari.
Laporan tersebut menjadi laporan produksi pangan terburuk sepanjang tahun ini. Tidak hanya itu, panen yang gagal sempat membuat Pyongyang meminta bantuan pangan dari tanggal 29 Maret hingga 12 April.
(Sumber: islampos.com) |
Juru bicara Program Pangan Dunia PBB, Herve Verhoosel, mengumumkan bahwa sekitar 10,1 juta warga Korut menderita kekurangan pangan. Mereka diprediksi akan kekurangan persediaan pangan hingga panen selanjutnya.
Padahal menurut catatan badan pusat statistik Bureau, ada sekitar 25,2 juta penduduk yang tinggal di Korut saat ini. Ini berarti setengah populasi Korut kemungkinan besar akan menderita kelaparan.
Lebih jauh lagi, Verhoosel menyebutkan bahwa krisis kekurangan pangan yang dihadapi warga Korut ini sudah sangat menghawatirkan. Diprediksi bencana kelaparan akan menimpa dalam beberapa bulan ke depan .
"Situasi sudah sangat serius kali ini. Itu adalah faktanya," ucap Verhoosel.
Kim Jong-Un (baju putih) (Sumber: detik.com) |
Disinggung mengenai sebab kegagalan panen yang dialami Korut, Verhoosel menampik tudingan Amerika Serikat (AS) yang menuduh pemerintah Korut sebagai pihak yang harus disalahkan.
Lewat juru bicaranya, Amerika menuduh rezim Kim Jong-Un terlalu fokus pada pengembangan senjata nuklirnya daripada kebutuhan pangan rakyatnya. Namun, Verhoosel berpendapat bahwa musim kering, gelombang panas, dan banjir sebagai akar dari permasalahan.
Sekadar informasi, Korut pernah dilanda krisis kelaparan dahsyat pada pertengahan tahun 1990-an. Tercatat setidaknya 25 juta warga terkena dampak dari krisis tersebut.
Pada waktu itu media bahkan sempat melaporkan banyaknya pekerja yang sampai tidak bisa berjalan karena kelaparan. Tidak hanya itu, diduga sekitar 3 juta penduduk meregang nyawa karena krisis kelaparan kala itu.
Sumber: akurat.co
Komentar
Posting Komentar