(Sumber: amazonaws.com) |
Tidak sedikit orang yang harus tetap bekerja saat akhir pekan. Sayangnya, ada kabar buruk bagi mereka yang memiliki profesi tersebut.
Dilansir dari Her.ie, sebuah penelitian baru menemukan bahwa akhir pekan yang diisi dengan bekerja dapat benar-benar mengacaukan kesehatan mental.
Para peneliti di UCL dan Queen Mary University of London menemukan bahwa mereka yang bekerja berjam-jam dan pada akhir pekan berisiko lebih tinggi mengalami depresi. Dan, wanita lebih berisiko daripada pria.
(Sumber: Google) |
Survei menganalisis 20 ribu pekerja dan menemukan bahwa mereka yang bekerja lebih dari 55 jam per minggu menunjukkan 7,3% lebih banyak gejala depresi.
Pada wanita menunjukan 4,6% yang bekerja di akhir pekan mengalami gejala depresi. Sementara 3,4% pada pria menunjukkan tanda-tanda depresi.
Gill Weston selaku penulis utama studi ini, mengatakan, ini adalah studi observasional, sehingga meski belum dapat ditentukan apa penyebab pastinya, penelitian ini menunjukkan banyak wanita menghadapi beban tambahan untuk melakukan bagian yang lebih besar dari urusan rumah tangga dibanding pria. Mulai dari jam kerja, tekanan yang lebih banyak, dan tanggung jawab berlebih.
(Sumber: hipwee.com) |
Terlepas dari pola kerja mereka, peneliti juga menemukan bahwa pekerja yang paling banyak mengalami gejala depresi adalah mereka yang berusia lebih tua, dengan pendapatan lebih rendah, perokok, melakukan pekerjaan yang menuntut fisik, dan yang tidak puas dengan tempat kerjanya.
"Kami berharap temuan kami akan mendorong para pengusaha dan pembuat kebijakan untuk berpikir tentang bagaimana caranya mengurangi beban dan meningkatkan dukungan bagi perempuan yang bekerja dalam waktu tak terbatas atau tidak teratur tanpa membatasi kemampuan mereka untuk bekerja ketika mereka menginginkannya," tutup Gill.
Sumber: akurat.co
Komentar
Posting Komentar