(Sumber: thebalance.com) |
Sebuah laporan baru oleh International Institute of Finance (IIF) menunjukkan utang dunia naik US$ 7,5 triliun dalam 6 bulan pertama di tahun 2019. Hal ini menjadi rekor paling tinggi untuk utang dunia senilai US$ 250 triliun dengan kontribusi paling besar oleh pinjaman Amerika Serikat (AS) dan China.
IIF mengatakan bahwa “Tiongkok dan AS menyumbang lebih dari 60% kenaikan. Demikian pula, utang emerging market (pasar berkembang) juga mencapai rekor baru yakni US$ 71,4 triliun (220 persen dari PDB).”
Menurut laporan tersebut, peningkatan utang di seluruh dunia telah menjadi perhatian besar bagi investor dan ekonom. Suku bunga yang rendah membuatnya sangat mudah bagi korporasi dan penguasa untuk meminjam lebih banyak uang.
(Sumber: Google) |
“Namun, dengan semakin berkurangnya ruang lingkup pelonggaran moneter lebih lanjut di banyak bagian dunia, negara-negara dengan tingkat utang pemerintah yang tinggi (Italia, Lebanon) serta negara-negara di mana utang pemerintah tumbuh dengan cepat (Argentina, Brasil, Afrika Selatan, Yunani), mungkin merasa lebih sulit untuk beralih ke stimulus fiskal, "tutur IIF dilansir dari Russia Today (17/11).
Lembaga keuangan juga memproyeksikan utang pemerintah global mencapai US$ 70 triliun, didorong lebih tinggi oleh lonjakan utang The Fed.
(Sumber: nbcnews.com) |
“Peningkatan besar dalam utang global selama dekade terakhir lebih dari US$ 70 triliun telah didorong terutama oleh pemerintah dan sektor korporasi non-finansial (masing-masing naik sekitar US$ 27 triliun). Untuk pasar yang sudah matang, kenaikan terutama terjadi pada utang pemerintah umum (naik US$ 17 triliun menjadi lebih dari US$ 52 triliun)," papar laporan tersebut.
Namun, untuk pasar negara berkembang, sebagian besar kenaikannya adalah utang perusahaan non-finansial (naik US$ 20 triliun menjadi lebih dari US$ 30 triliun).
Sumber: akurat.co
Komentar
Posting Komentar