(Sumber: sinarharapan.co) |
Sebanyak 26 orang Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) yang meninggal dunia saat melakukan proses pengawasan Pemilu Serentak 2019 disebut karena mengalami kelelahan.
"Sementara meninggal terkonfirmasi 26, yang banyak kayaknya kelelahan. Mungkin karena capek yang luar biasa," ungkap Anggota Bawaslu RI, Mochammad Afifuddin.
Afif menyampaikan bahwa seluruh pihak, termasuk KPU dan Bawaslu, pasti sangat berduka dan merasakan kesedihan yang mendalam atas banyaknya petugas yang meninggal dunia.
Selain itu, menurut Afif, pihaknya juga sangat mengapresiasi dedikasi yang diberikan oleh para petugas di lapangan.
Afif juga mengakui, pelaksanaan Pemilu Serentak 2019 ini memang lebih berat dibandingkan dengan Pemilu 2014 lalu. Dengan demikian, tragedi tersebut akan menjadi fokus perbaikan ke depan.
Mochammad Afifuddin (Sumber: akurat.co) |
"Kalau kita lihat, yang mereka dapatkan tidak seberapa dibandingkan pengorbanan dan juga waktu yang dia berikan untuk mengawal pemilu. Ini yang saya kira ini menjadi perhatian kita semua untuk memperhatikan kesejahteraan. Termasuk keselamatan dari proses demokrasi yang luar biasa mengharu biru ini," katanya.
Afif menyampaikan bahwa secara kelembagaan memang belum ada jaminan asuransi bagi Panwaslu. Akan tetapi, di beberapa daerah, petugas Panwaslu sudah ada yang didaftarkan ke BPJS Kesehatan.
"Kalau di kita, secara kelembagaan dulu kan mau diasuransikan, tapi kelihatannya belum semuanya disetujui. Tapi ada beberapa provinsi yang sudah, kayak Jakarta itu bisa dicek BPJS sudah ter-cover," ujarnya.
Kendati demikian, Afif menegaskan bahwa pihaknya akan memberikan santunan kepada panitia yang meninggal dunia saat bertugas.
Sumber: akurat.co
Komentar
Posting Komentar