Langsung ke konten utama

BMKG Andalkan Superkomputer untuk Deteksi Tsunami

(Sumber: Google)

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan pihaknya tidak menggunakan buoy untuk memantau tsunami. Mereka menggunakan sensor gempa dan kecerdasan buatan yang diproses menggunakan superkomputer.

"Dengan menggunakan sensor gempa dan superkomputer, bisa diketahui lokasi gempa dan kekuatannya dalam 2 menit. Menit berikutnya sudah bisa mengolah potensi tsunami berikut permodelannya," kata Dwikorita.

Setelah superkomputer dan kecerdasan buatan mengolah kemungkinan tsunami beserta permodelan, petugas BMKG kemudian melakukan verifikasi. Bila memang terdapat kemungkinan tsunami, maka BMKG akan mengeluarkan peringatan dini.

Hal itu tidak bisa dilakukan bila menggunakan buoy atau alat berpelampung yang diletakkan di tengah laut. Buoy baru mendeteksi setelah tsunami melewatinya sehingga tidak bisa memberikan peringatan dini.

Buoy (Sumber:Google)

Dwikorita mengatakan, tsunami bisa datang sangat cepat. Tsunami di Palu misalnya, pertama kali sampai di Kabupaten Donggala hanya 2 menit setelah gempa terjadi.

"Namun, komputer bisa saja salah. Bisa jadi sudah ada peringatan dini, tetapi tsunami tidak terjadi," tuturnya.

Selain penggunaan teknologi, Dwikorita mengatakan kearifan lokal harus dikembangkan dalam kesiapsiagaan bencana. Di Aceh, misalnya, sudah terbangun kebiasaan untuk lari ke tempat tinggi bila masyarakat merasakan guncangan keras.

"Warga di Donggala juga menyampaikan beberapa saat sebelum terjadi gempa, sapi-sapi yang ada di pantai berlarian panik ke gunung. Pemilik yang mengejar sapinya akhirnya selamat dari tsunami. Ini tentu perlu ada kajian lebih lanjut," katanya.


Sumber: akurat.co

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ahok Bakal Jadi Ketua Tim Ibukota Baru, Kominfo: Itu Hoaks

Adakah Hubungan Alis dengan Kepribadian Seseorang?

Pasca Kebakaran, Pelabuhan Muara Baru Seperti Kota Mati