(Sumber: Google) |
WhatsApp bekerjasama dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) telah meluncurkan saluran telepon atau call center untuk melaporkan misinformasi atau hoaks yang tersebar di WhatsApp.
Dalam hal ini, pihak Mafindo akan menjadi pemeriksa fakta atas laporan yang diterima dari masyarakat. Kolaborasi ini dikarenakan misinformasi kini semakin tumbuh pesat, terutama menjelang pemilihan umum 2019.
“Misinformasi merupakan tantangan yang membutuhkan kerjasama yang kuat untuk menanggulanginya. Kami senang dapat bekerja sama dengan WhatsApp untuk mengidentifikasi gosip. Sehingga kami dapat melakukan verifikasi dan menambahkannya ke arsip pendataan kami,” kata Presidium Mafindo, Harry Sufehmi.
Pengguna WhatsApp dapat mengirimkan teks, foto, video, atau audio yang memiliki potensi misinformasi kepada Mafindo di nomor +62855-7467-6701. Pesan-pesan ini akan dilindungi oleh enkripsi end-to-end dan tidak dapat terlihat oleh WhatsApp.
(Sumber: Google) |
Laporan dari masyarakat akan menjadi arsip data Mafindo tentang penyebaran misinformasi selama periode pemilu dan juga membantu jurnalis sehingga mereka dapat mempublikasikan informasi faktual untuk masyarakat.
Selain itu, WhatsApp juga berkolaborasi dengan ICT Watch untuk memberikan edukasi mengenai misinformasi. Bentuk edukasinya adalah program pelatihan literasi digital di 10 Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Jakarta. Untuk menarik perhatian, program tersebut juga menggunakan stiker-stiker unik yang menyuarakan tentang minsinformasi di WhatsApp.
Pihak WhatsApp menilai kerjasama ini merupakan bentuk upaya untuk memberantas hoaks dan misinformasi yang kerap viral di platformnya.
(Sumber: pikiran-rakyat.com) |
"WhatsApp peduli terhadap keamanan pemilu di Indonesia dan kami senang dapat bekerja sama dengan Mafindo dan ICT Watch untuk membantu mereka mempelajari dan memberantas misinformasi. Kami mendorong para pengguna untuk berpartisipasi dalam upaya menanggulangi hoaks, baik sebelum maupun sesudah pemilihan umum," tulis pihak WhatsApp.
Bentuk lain sebagai langkah preventif terjadinya hoaks, WhatsApp juga telah meluncurkan kampanye mengenai kesadaran publik untuk mengidentifikasi dan menghentikan penyebaran rumor yang berbahaya. Kampanye tersebut telah dimulai bulan Maret 2019 di radio, iklan digital di fasilitas umum dan media online.
Sebelumnya, WhatsApp juga telah membatasi fitur 'forward' percakapan maksimal 5 kali. Langkah ini dinilai dapat mengurangi viralitas pesan rumor. Bahkan pihak Whatsapp telah mengklaim bahwa upayanya telah mengurangi 25% terjadinya broadcast.
Sumber: akurat
Komentar
Posting Komentar